Kuantitas=kualitas?

Duh Allah, prihatin banget dengan kondisi kami saat ini:

 

  1. Ruhiyah yang makin menurun
  2. Ukhuwah yang makin merenggang
  3. Hijab yang makin melemah
  4. Halaqah yang dianggap tak lagi jadi kebutuhan
  5. Tilawah yang cuma beberapa lembar seminngu
  6. Hafalan ga nambah-nambah
  7. Ma’surat yang bolong bolong
  8. Sholat jama’ah jarang banget
  9. Syuro yang sering telat
  10. Dakwah fardiyah ga jalan
  11. Ga ada ruh dalam agenda-agenda dakwah
  12. Kader suka ghibah
  13. VMJ merajalela
  14. Pada doyan chatting
  15. Ada yang TTM ATM
  16. Qiyamul lail jarang banget

Seringkali kuantitas membuat kita bangga dan sombong, namun sudah kah kita introspeksi? Apakah jumlah yang banyak itu  setara dengan kualitasnya?

 

Ya Allah, maafkan kami…sesungguhnya umar pernah berkata “bukan jumlah yang mencemaskanku akan menjadi penyebab kekalahan, namun maksiat yang kita lakukan lebih menakutiku”

Gawats…akhir-akhir ini semua fenomena di atas sungguh sangat memprihatinkan buat kita semua dan dakwah ke depan, ada seorang ukhti yang mengeluhkan”gimana nih, kok kayaknya kalAU kita ngadain acara tidak ada ruhnya?” nah lo? Mustinya ini menjadi ajang introspeksi dan cermin diri bagi kita semua, gimana mau ada ruhnya, wong kita kita ruhiyahnya pada minus

Perumpaan seorang da’i adalah seperti seseorang yang memegang busur panah, saat tembakannya jauh meleset dari sasaran, bagaimana dengan orang orang yang berada di belakangnya? Kalo kader dakwah pacaran, ya tentu aja yang di seru lebih dari itu

Jadi jangan salahkan kalau perzinahan makin marak.

Ukhuwah yang makin melemah, tidak ada lagi solidaritas antar sesama kader, sangat memprihatinkan, duuuh, rindu sekali rasanya mendengar cerita cerita tentang ukhuwah yang menyentuh. Saat seorang kawan di detik-detik terakhir hidupnya masih mengkhawatirkan saudara seimannya. Dimana semua itu? Saat seorang kawan meminta agar tubuhnya yang terluka di tinggalkan saja di antara desingan peluru musuh walaupun nyawa masih bertahan di tubuhnya, agar sahabatnya tidak kesulitan, Ya Allah…sungguh hati ini sangat rindu dengan semua itu.

Hijab? Rasanya cerita kakak-kakak pendahulu tentang seorang akhwat yang  ditinggalkan berbicara sendirian karena ikhwan yang menjadi lawan bicaranya sudah pergi, namun tidak ia sadari karena mereka berbicara dengan saling memunggungi untuk menjaga hati, rasanya itu lebih indah di dengar dari pada cerita tentang ikhwan dan akhwat yang kelewat “ akrab” dengan slogan “ menundukkan pandangan tidak menjamin menundukkan hati”. Lalu dimana posisi hijab saat ini?

Tilawah?minimal seorang yang mengaku seorang “da’i” tilawah 3 juz setiap minggu, itu minimal, lebih baik kalau sehari satu juz. Berapa bahasa manusia yang kita ucapkan satu hari? Terkadang kita sibuk membicarakan persoalan-persoalan kader, namun hanya sebatas itu saja, kita menjadi “problem speaker” yang handal, tanpa berusaha menjadi seorang “problem solver” akhirnya seorang problem speaker hanya akan menjadi seorang “trouble maker” Karena ia hanya berbicara saja.

Qiyamul lail? Siapa yang tak suka saat Allah menyapa dan mengijabah pinta hambanya? Namun terkadang malam yang dingin dan selimut tebal serta kasur empuk membuat setan menari nari dan lewatlah satu malam bertemu Allah, qiyamul lail adalah penegak kaki, penguat langkah, kereta yang membuat amanah dakwah menjadi lebih ringan, yang membuat hambatan menjadi nikmat, yang membuat dakwah menjadi lezat.

Yang menguatkan seorang Muhammad, yang membuat abu bakar selalu bercucuran airmata, ya Allah maafkan kami yang terlena oleh dunia, maafkan kami yang terbuai oleh nafsu, maafkan kami yang terjerat maksiat, kami hambamu yang do’if, senantiasa kuatkan langkah-lanhkah kami.

Ya Allah, saat saudara saudara kami di irak, di pelstina di Somalia berjuang mengharap ridhomu, kami malah menjadi noda dalam jalanmu…ampuni kami ya Rabb…

 

 

Catatan: “ Dalam menempuh jalan ini Rasulullah saw mengalami berbagai ejekan, penghinaan dan penganiayaan. Di sepanjang trotoar jalan ini Rasulullah saw melihat penjara penjara dan tempat tempat tahanan. Di setiap persimpangan jalan ini Rasulullah saw melihat alat-alat pembunuh dan siksa. Di jalan ini pula Rasulullah saw melihat rekan-rekannya  yang  mulia di gergaji tubuhnya menjadi dua,melihat mereka yang di sikat dagingnya dengan sikat besi, melihat parit berisi api yang membakar tubuh kaum mu’minin, melihat mereka yang digantung di borgol dan di injak-injak. Rasulllah saw melihat dan menyaksikan semua itu, lalu di ungkapkannya dalam  sebuah ungkapan yang jujur, “syurga itu dikelilingi oleh berbagai hal yang tidak di sukai “ itulah tabiat jalan para penyeru kepada Allah.

 

“Apakah kamu mengira kamu akan masuk surga , padahal belum datang kepadamu (cobaan ) sebagaimana halnya orang orang terdahulu sebelum kamu? Mereka di timpa oleh malapetaka dan kesengsaraan , serta diguncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah rasul dan orang-orang beriman bersamanya,” Bilakah datang pertolongan Allah?” ingatlah , sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat,”

(Al-Baqarah:214)”

 

 

This is a warn for me too

 

 

 

sujud malam

 

Tubuh ringkih

Dibaluti iman sepekat malam

Buktikan cinta sekilau gemintang

Iringi tasbih bersama angin dan bisikan pepohonan

Antara cucuran air mata

Tangisi maksiat tak berujung

Dibawah langit dan embun

Antara sujud rerumputan

Dan tasbih jengkerik malam

Mohon ampunan dari dosa tak berbilang

 

Kaifa Haluk ya nafsy?

Kaifa haluk ya nafsy? Apa kabar wahai diriku? Apa warna mu hari ini?

Sudah lama aku tak memperdulikan keadaan dirimu

Masih kah dirimu seperti dahulu?

Masih kah Allah menjadi kecintaan utamamu?

Masih kah nikmat iman menyertaimu?

 Apa kabar wahai diriku? Rindu rasanya aku ingin merasakan lezatnya saat melihat mu menangis saat mengingat maksiat-maksiat yang mengiringi hari harimu.

Apa kabar wahai diriku?

Bagaimana amal amal mu kemarin?

Apakah masih sama seperti hari ini?

Apakah kau menjadi diri yang puas dengan prestasi amal mu yang tak pernah meningkat?

Wahai hatiku ……. bagai mana dengan mu?

Apakah kau masih sibuk dengan impian impian dunia dan melalaikan bekal akhiratmu? Berapa banyak bahasa Allah yang kau baca hari ini?

Atau bahasa manusia menyempitkan perkataan mu hingga kau terlena?

Apa kabar wahai diriku? Berapa amanah yang kau sia siakan hari ini?               

Wahai diriku….apa yang memberatkan langkah mu?

 Apa yang menghalangimu untuk menambah imanmu?

Wahai diriku, betapa kau menjadi manusia yang angkuh….betapa dirimu selalu hanyut dalam tidur malammu yang panjang tanpa pernah menemui Rabb mu….

Wahai diriku yang bahkan tak sanggup melawan pans nya api dunia,

Apakah panasnya jahannam sanggup kau tahan wahai diriku?

Apa yang membuat hati mu begitu mudah dikotori?

Apa yang membuat lidahmu begitu menyakiti?

Apa yang menghalangimu mendapatkan cinta Allah?

Wahai diriku…cinta mana yang kau kejar?

Wahai diriku, kebahagiaan mana yang kekal untukmu?

Wahai diriku yang egois, wahai diriku yang penuh maksiat, wahai diriku yang tak pernah bersyukur, wahai jiwa yang tamak…Tuhan mana yang kau kira memberimu rizki?

Wahai diriku, syurga tuhan mana yang kau harapkan?

Apa kau begitu memuja keindahan dunia yang fana

Wahai diriku yang merasa ”cakep”

Nikmat mana yng telah kau syukuri?

Jawablah wahai diriku………

(syukron buat ukhty atas taujih nya saat LQ yang memberi semangat buat semua)

InDah

” Tidak ada manusia suci tanpa masa lampau, dan tidak ada manusia berdosa tanpa masa depan”
teruslah memperbaiki diri………….

Pinta HambaMU

Pintaku

Allah…

Jangan palingkan wajahMu dariku

Siapa lagi yang kutuju di malam malamku?

Ya Rabb, jangan berhenti mengiringi langkah langkahku

Semua kekhilafanku hanyalah karena kelemahan ku

Jangan tutup pintu taubatmu, kepada siapa lagi ku mohon ampunan?

Rabb, terkadang dunia membuaiku

Membuatku terlena dan melupakan cintamu

Terkadang cinta dunia merayuku,

Rabb, terkadang hatiku merajai diriku

Aku tahu, kau selalu ada dan mengulurkan kasihmu,

namun kadang aku begitu terhanyuat akan keindahan duniamu ,

dan melupakan kekekalan jannahmu

Rabb, pintaku, jangan biarkan mulut ini

kelak menjadi mulut yang berteriak kesakitan karena azabmu,

jangan biarkan tangan ini,

kelak menjadi tangan yang terbakar di nerakamu,

jangan biarkan mata ini, menjadi mata yang menerima kepedihan siksaMU.

Rabb, sesungguhnya aku tahu hanya diriku yang mampu mengalahkan nafsuku,

maka kuatkan aku agar ia tidak menguasaiku.agar hati ini,

hanya tertuju kepadamu.

Akhwat CAKEP

Siapa kita? Apakah kita hanya seorang dengan label aktivis dakwah kampus dengan segudang kegiatan?atau seorang akhwat jilbab rapi yang penuh amanah?

Apa yang telah kita lakukan? Apa yang membuat kita begitu bangga dan pongah dengan semua itu? Apakah Allah memang sudah menjadi tujuan utama kita? Apakah memang kasih sayang Allah untuk kita? Atau kita hanya seseoraang yang bangga dengan sebutan akhwat tanpa upaya perbaikan diri?

Lihat lah fenomena di kalangan akhwat saat ini, ikhtilat, VMJ, chatting,ruh yang kosong, seorang ukhti pernah bercerita tentang sosok akhwat yang saat ini sudah sangat jauh dari figur seorang aktivis dakwah, ana tidak menyalahkan dia, dia sama sekali tak bermaksud mengeluhkan saudari saudari seiman, namun kecintaannya membuat dia prihatin dengan semua yang terjadi saat ini. Kita sering kali menyalahkan para ikhwan yang terkadang menganggap akhwat terlalu kuat, sangat militan sehingga kadang sesuatu yang sebenarnya ikhwan yang sanggup melakukannya dilakukan oleh akhwat, namun apa itu lantas membuat kita lupa bercermin diri? Lihatlah fenomena kader yang begitu menurun semangatnya, Jika saja kita bisa mengambil hikmah dari hal hal yang terjadi di sekitar kita, bercermin pada saudara kita,.

Jika ada istilah ikhwan GANTENG,(http://www.dudung.net)

Seharusnya juga ada istilah akhwat CAKEP

  1. Confidence

Tentu saja c yang ana maksud di sini bukan chatting yang saya bicarakan diatas….tapi Confidence

Fenomena akhwat saat ini terjadi karena kurangnya rasa percaya diri, bahkan ada seorang ukhti yang menolak saat hendak di beri binaan, dengan alasan belum siap, lantas mau menunggu sampai kapan? Apa kita mau menjadi aktivis ketinggalan yang perlu lama menjadi dewasa di jalan ini? Atau aktivis yang tak pernah dewasa?Ya… memang banyak orang yang masuk ke jalan ini, namun terkadang ia hanya berdiri saja di tepi tanpa mau melanjutkan perjalanannya dan melihat saja orang orang yang berlalu lalang.

Sungguh fenomena yang tidak lucu saat seorang akhwat menolak binaannya.

2.Adroit,Tangkas

Akhwat tangkas yang bisa membaca situasi

Sungguh banyak akhwat yang kuper, tidak tahu perkembangan saudara saudara saudara seimannya di berbagai belahan dunia..bahkan menjadi orang yang tidak di perhitungkan dimasyarakat, ana sungguh simpati dengan seorang akhwat yang tidak hanya aktif di kampus, namun juga di pandang di masyarakat karena kepintarannya bergaul, tapi jangan sampai menjadi akhwat yang kelewat gaul sehingga kita melupakan norma norma dan aturan, sehingga tak ada lagi figur seorang akhwat saat kita berada di masyarakat

Ana jadi ingat penuturan beberapa teman, ada akhwat yang tidak nampak “ tarbiyah” nya saat berada diantara teman-teman nya. Tak ada maksud ghibah disini, karena sesungguhnya harapan teman-teman kita tersebut adalah jua harapan Allah pada diri kita. Sepakat?

3.Kindness

Pernah dengar akhwat ketus? Judes?

Sesungguhnya warna celupan Allah itu indah bila di bingkai dengan keislaman, lihat saja Umar yang tetap keras atau abu bakar yang lembut setelah keislamannya tetap dengan karakter mereka , dan sungguh indah Rosulullah menggambarkan kedua sifat mereka tersebut.seperti ungkapan Salim A.Fillah” alangkah sunyinya dunia jika semua seragam,biarkan semua melekat sesuai yang Allah lekatkan pada diri kita, maka akan tetap ada akhwat jago karate seperti Nusaibah binti Ka’ab yang menyertai Rosulullah kemanapun beliau bergerak di medan perang, akan tetapi ada yang berkepribadian kuat dan berani seperti Ummu Hani’ binti Abu Thalib, tetap ada yang suka bermanja dan ceria seperti Aisyah, ada yang tetap bisa membentak dan tertawa terbahak seperti Hafsah akan tetapi ada yang lembut dan kleibuan seperti Khadijah”

“Celupan warna Allah . dan siapakah yang lebih baik celuipan warnanya daripada Allah. Dan kepada Allah saja kami beribadah”(Al Baqarah 138)

Namun yang kita bicarakan adalah karakter, jauh berbeda dengan sifat, yang bisa kita rubah, jadi tidak ada lagi akhwat judes, suka ngerumpi, berkata kasar hingga menyakiti saudara dengan alasan itu semua karena dari “sononya”…..atau akhwat yang kelewat tomboy, memang ada beberapa akhwat yang terlihat “gagah” atau suka mengenakan sepatu kets, namun sangat berbeda bila kasusnya adalah menggagahkan diri karena ingin disebut tampan?(maksud lo?) ya itu, kadang kita suka disebut akhwat kesatria sehinga menggagah gagah kan diri, baik cara berjalan ataupun saat berbicara. Atau akhwat yang kelewat tangkas sehingga selalu membantah qiyadah dengan alasan ia berkarakter kritis.nah lo?

 

4. Exclaim

Menyerukan. Aslih nafsaka, wad’u ghairaka

Perbaiki diri sendiri lantas seru orang lain, kalau kita selalu menunggu perbaikan diri lantas baru menyatakan kesediaan untuk menyeru atau menjadi seorang murobbi, sampai kapan gituuuu?, ingat, kita bukan orang suci, namun orang orang yang insya Allah selalu memperbaiki diri, dan saat kita menyeru kepada orang lain yakinlah saat itu akan seiring juga dengan usaha kita untuk memperbaiki diri, dan jangan putus asa dengan ampunan Allah, teruslah bertaubat dan tingkatkan ibadah, jadikan orang orang di sekitar kita cermin, antum akan tahu kondisi ruhiyah antum dengan memperhatikan sikap saudari saudari antum. Maka saat antum merasa jauh dari saudari saudari, cek lagi kedekatan antum dengan Allah. Tips yang mudah bukan. Kita akan tahu posisi kita di sisi Allah dengan melihat posisi Allah di hati kita.ok ukhtyfillah?

5. Patient

Patient disini bukan sakit, tapi sabar. Saat kita merasa kaki ini tak kuat lagi berdiri disini, yakinlah itu bukan karena kita lemah, namun karena kita tidak menyerahkan semuanya pada si pemilik semua kemudahan, mengadu saja padanya bahkan seorang Rosullullah saja mengadu pada Nya saat ia merasa goyah, apalagi kita, mungkin ada saatny kita merasa saudara sadara kita tidak mengerti kondisi kita, atau kita merasa tak sanggup memikul sebuah amanah, jangan berbalik saudariku, jika kita keluar dari jalan ini, hidayah tuhan mana yang kita harapkan, jika saja Allah mencabut nikmat iman dan hidayah ini dari hati kita, tuhan mana yang sanggup mengembalikan?

Tiap kita pernah putus asa, tiap kita pernah lemah, namun tak berarti itu menyurutkan niat kita menuju cahaya Nya.ALLAHUAKBAR!!!!!

Sesungguhnya semua ini adalah jua sebuah cermin diri bagi ana. Keep spirit, keep fight saudariku.

(Terinspirasi di sela sela pusingnya memikirkan tugas pondasi dan PTM, jadi ingat kalau kawan kawan lagi sibuk ngerjain design yang seabrek abrek,SEMANGAT!!!!!)